Kamis, 04 Oktober 2012

Wapres Akui Sulit Perluas Lahan Pertanian

25/09/12
Bogor: Wakil Presiden Boediono mengakui perluasan lahan untuk mendukung ketahanan pangan nasional sulit dilakukan. Boediono menilai lahan yang ada saat ini yang perlu diintensifkan.

"Strategi utamanya (ketahanan pangan) mengandalkan intensifikasi, bukan ekstensifikasi (perluasan lahan), karena lahan tambahan terbatas," kata Boediono dalam orasi ilmiahnya di Dies Natalis Institut Pertanian Bogor ke-49 di Gedung Graha Widya Wisuda Kampus IPB Dramaga Bogor, Selasa (25/9).

Ucapan Boediono mengacu pada upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara transformasi pertanian. Ia menyebut cukup rumit kalau mau membuka lahan baru. Sedangkan jumlah lahan saat ini terbatas, maksimum sedang atau memanfaatkan yang sudah ada dan memaksimalkan hasilnya, itu yang paling mungkin dapat dimanfaatkan.

Lahan pertanian saat ini terancam dengan adanya alih fungsi lahan. Tiap tahun terjadi alih fungsi seluas 100 ribu hektare, sedangkan cetak lahan hanya 14 ribu hektare. Artinya tiap tahun lahan pertanian berkurang 86 ribu hektare.

Menurut catatan Kementerian Pertanian, selama 5 tahun terakhir (2006-2010) pemerintah baru mencetak sekitar 69.100 hektare sawah baru, namun jika dibagi lima, maka sekitar 14 ribu hektare saja per tahun di seluruh Indonesia.

Sedangkan untuk 2012-2014 Kementan menargetkan cetak sawah baru hingga 300 ribu hektare atau 100 ribu hektare tiap tahunnya.

Sumber: www.metrotvnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar