Kamis, 04 Oktober 2012

Wapres Akui Sulit Perluas Lahan Pertanian

25/09/12
Bogor: Wakil Presiden Boediono mengakui perluasan lahan untuk mendukung ketahanan pangan nasional sulit dilakukan. Boediono menilai lahan yang ada saat ini yang perlu diintensifkan.

"Strategi utamanya (ketahanan pangan) mengandalkan intensifikasi, bukan ekstensifikasi (perluasan lahan), karena lahan tambahan terbatas," kata Boediono dalam orasi ilmiahnya di Dies Natalis Institut Pertanian Bogor ke-49 di Gedung Graha Widya Wisuda Kampus IPB Dramaga Bogor, Selasa (25/9).

Ucapan Boediono mengacu pada upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara transformasi pertanian. Ia menyebut cukup rumit kalau mau membuka lahan baru. Sedangkan jumlah lahan saat ini terbatas, maksimum sedang atau memanfaatkan yang sudah ada dan memaksimalkan hasilnya, itu yang paling mungkin dapat dimanfaatkan.

Lahan pertanian saat ini terancam dengan adanya alih fungsi lahan. Tiap tahun terjadi alih fungsi seluas 100 ribu hektare, sedangkan cetak lahan hanya 14 ribu hektare. Artinya tiap tahun lahan pertanian berkurang 86 ribu hektare.

Menurut catatan Kementerian Pertanian, selama 5 tahun terakhir (2006-2010) pemerintah baru mencetak sekitar 69.100 hektare sawah baru, namun jika dibagi lima, maka sekitar 14 ribu hektare saja per tahun di seluruh Indonesia.

Sedangkan untuk 2012-2014 Kementan menargetkan cetak sawah baru hingga 300 ribu hektare atau 100 ribu hektare tiap tahunnya.

Sumber: www.metrotvnews.com

Petani Menagih Janji Mendag soal HPP Kedelai


Selasa, 25/09/12
Jakarta: Dewan Kedelai Nasional menagih janji Menteri Perdagangan Gita Wirjawan tentang penerbitan aturan harga pembelian pemerintah (HPP) kedelai yang belum terealisasi. Saat ini, petani kedelai di wilayah Jember, Jawa Timur, menagih janji Mendag mengeluarkan surat keputusan soal HPP kedelai setelah Hari Raya Idul Fitri.

"Namun, hingga saat ini aturannya belum keluar dan ini merugikan petani," kata Ketua Hubungan Antarlembaga Dewan Kedelai Nasional, Muchlisin, di Jakarta, Selasa (25/9).

Saat petani kedelai berdialog di Pesantren Ash-Shiddiqi Curahlele, Jember, Mendag menyatakan untuk merangsang para petani kedelai, pemerintah akan menerapkan HPP kedelai. Mendag juga mengusulkan HPP kedelai di angka Rp7.000 per kilogram (kg).

"Harga tersebut merupakan harga tengah antara petani dan perajin tahu tempe. Namun, hingga memasuki awal musim panen kedelai saat ini pemerintah belum juga mengeluarkan aturannya," paparnya.

Harga kedelai untuk wilayah Jember, lanjut Muchlisin, hanya Rp6.500 per kg atau lebih rendah dari HPP yang diusulkan pemerintah.

"Kondisi ini membuat para petani resah dan khawatir harganya terus turun hingga angka Rp5.000 per kg saat panen raya pertengahan Oktober mendatang," ujarnya.

Muchlisin berharap Mendag Gita Wirjawan menepati janjinya untuk segera mengeluarkan aturan soal HPP. Jika sudah keluar aturannya, harus segera disampaikan kepada Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pertanian agar bisa segera direalisasikan.

"Petani mengharapkan aturan tersebut segera ditetapkan sebelum panen raya tiba, kalau tidak harganya bisa semakin menurun," imbuhnya.

Sumber: www.metrotvnews.com

Mataram Berpotensi Jadi Sentra Melon


Mataram: Kepala Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kota Mataram H Bondan Wisnujati menilai daerahnya memiliki potensi menjadi sentra produksi melon di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini menurutnya karena dukungan lahan dan irigasi teknis.

"Lahan yang ada di Kota Mataram bisa dimanfaatkan untuk budidaya komoditas hortikultura, salah satunya melon yang memiliki nilai ekonomi tinggi," kata Bondan saat meninjau lokasi uji coba budidaya melon di lahan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Sandubaya, Kota Mataram, Selasa (11/9).

Ia menambahkan, hasil uji coba budidaya melon yang dilakukan lahan seluas 470 meter persegi tergolong bagus, ini karena ukuran buah yang relatif seragam dan rasa yang manis. Uji coba melon jenis Golden Langkawi yang dilakukan bekerja sama dengan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Mataram, tersebut merupakan salah satu upaya memotivasi petani di Kota Mataram, untuk membudidayakan melon, di samping tetap menanam tanaman padi dan palawija.

Sumber: www.metrotvnews.com

Wamendag: Kedelai Hitam Bantul Terbaik di Dunia

Bantul: Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurti mengatakan kedelai hitam yang dihasilkan petani Bantul, Yogyakarta, termasuk salah satu jenis kedelai terbaik di dunia. "Bapak-bapak (para petani kedelai) harus bangga, karena Bantul sebagai produsen kedelai hitam, dan mungkin salah satu yang terbaik di dunia," kata wamendag saat berdialog dengan petani kedelai di Dusun Kuthu, Desa Sumbermulyo, Bantul, Senin (24/9).

Menurut Bayu, kecap adalah salah satu makanan yang bahan baku utamanya dari kedelai hitam, dan salah satu kecap dengan merek ternama yang ada di Indonesia juga membutuhkan kedelai hitam dari Bantul.

"Seperti kita ketahui bahwa kecap itu produksinya juga luar biasa, bahkan kecap ini juga diekspor sampai ke 16 negara di antaranya Hongkong, dan Arab Saudi. Jadi bapak-bapak sebagai petani harus berbesar hati," katanya.

Oleh sebab itu, lanjut wamendag, para petani harus terus meningkatkan produksi kedelai ini, dengan harapan meningkatkan pendapatan, dan juga terus menjalin hubungan atau kerja sama yang baik dengan swasta, dalam hal ini konsumen.

"Jadi petani itu penting, dan perlu, karena di dalam bisnis, produsen dalam hal ini petani adalah raja, apalagi sudah terjalin kerja sama dengan swasta. Ke depan, ini akan terus kita dorong," katanya.

Menurut dia, untuk terus mengembangkan sektor pertanian ini, pihaknya membentuk suatu kemitraan antara pemerintah dan swasta, petani, dan akademik sebagai sumber ilmu yang terwadahi dalam forum dengan nama PISAgro.

"Jadi, keempat unsur itu penting dalam mewujudkan sektor pertanian berkelanjutan di Indonesia, serta mencari solusi dan membahas tantangan yang ada di sektor kedelai guna meningkatkan produktivitas," kata wamendag.

Sumber: www.metrotvnews.com

RUU Desa: Kewenangan Wilayah Desa Diperkuat


Rabu, 26/09/12
Dalam draft Rancangan Undang-Undang (RUU) Desa yang diusulkan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kepada DPR, bahwa pemerintah pusat dapat memprakasai pembentukan desa yang bersifat khusus dan strategis untuk kepentingan nasional, bukan untuk menghalangi pemberdayaan kawasan masyarakat desa.

"Yang ingin pemerintah lihat kedepan dalam RUU ini, adanya kewenangan di dalam itu (masyarakat desa), karena ada pengembangan kawasan," ujar Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dirjen PMD) Kemendagri Tarmizi Karim di Jakarta, Selasa (25/9/2012).

Menurut dia, secara menyeluruh peraturan yang tercantum dalam pasal 6 draft RUU Desa tersebut, pemerintah ingin mengembangkan inisiatif dari masyarakat desa yang dapat diambil dari luar desa untuk memberikan nuansa bagi kepentingan desa, sekaligus untuk kepentingan nasional. 
"Tapi itu harus tetap diatur dalam UU yakni UU Desa," katanya. Dia melanjutkan, dalam pengelolahan kawasan tersebut, pemerintah pusat tidak ikut campur, seluruhnya diserahkan kepada desa. 

Mengenai alokasi anggaran untuk desa dari APBN yang diusulkan DPR sebesar 20 persen, diterangkannya, usulan tersebut akan Kemendagri kaji secara konkrit. 

Namun pada intinya, Kemendagri melihat permasalahannya bukan pada besaran persentase anggaran yang akan di alokasikan untuk desa. Namun peran dari masyarakat desa dalam UU.

Sementara itu, Wakil Ketua Panitia Khusus (Pansus) RUU Desa Ibnu Munzir mengatakan, RUU Desa sendiri belum masuk dalam tahap pembahasan. Pansus masih mengumpulkan informasi dari berbagai pihak termasuk usulan pemerintah. 

"Itu barulah sekedar usulan dari pemerintah. Dan pansus masih menjadwalkan DIM untuk berbagai point krusial dalam RUU Desa termasuk mengenai pembentukan desa," ujarnya.

Menurut Politisi Partai Golkar ini, status desa sendiri perlu di lihat sudah berkembang atau tidak, serta desa alami itu juga terdapat macam jenisnya yang tidak sembarangan di mekarkan. Desa yang sudah berkembang nantinya akan di kelolah oleh Lurah agar dapat memberdayakan kawasan desa serta masyarakat desa itu sendiri. 

Anggota Komisi VI DPR ini menambahkan, usulan pemerintah tersebut perlu dipikirkan lebih dalam lagi oleh pemerintah dan pansus RUU Desa. 
Pembentukan desa baru, baik itu berpotensi dan strategis untuk kepentingan nasional, harus mempertimbangkan dari sisi pemekaran desa. 

"Kalau seperti itu (usulan Kemendagri), berarti pemekaran desa. Pansus belum membahas itu, kita tunggu saja nanti seperti apa," pungkasnya. 

Sumber: nasional.sindonews.com

Kemarau Panjang, Warga di Kab. Cirebon Berebut Air


Selasa, 25/09/2012
SUMBER,(PRLM).-Kemarau panjang mengakibatkan kekeringan di berbagai pelosok desa di wilayah Kabupaten Cirebon, salah satunya di Desa Bungko, Kecamatan Kapetakan. Mereka berebut air bersih dari mobil tangki PDAM yang mengirim air ke desa tersebut, Selasa (25/9).
Setiap musim kemarau, sebagian besar desa di Kecamatan Kapetakan mengalami krisis air, termasuk warga di Desa Bungko, Bungko Lor dan Bungko Kidul. Untuk memenuhi kebutuhan memasak, menuci, mandi dan cuci mereka harus membeli air bersih.
”Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kami di sini harus membelinya dengan harga yang mahal," kata Rahayu, warga desa Bungko Lor.
Menurut dia, harga setiap jerigen berkapasitas 20 liter mencapai Rp.30.000. Sementara kalau untuk mencukupi kebutuhan satu keluarga dengan empat orang anak setidaknya memerlukan 20 jerigen air setiap hari.
Artinya, untuk memenuhi kebutuhan air harus mengeluarkan biaya tambahan Rp.600.000 setiap hari, jika kebutuhan itu ingin terpebuhi secara normal.
"Kalau tidak mandi, atau untuk minum atau keperluan lain dikurangi ya tidak sampai sebanyak itu," katanya.
Diakui Rahayu, untuk kebutuhan mandi dan cuci terpaksa menggunakan air seadanya, seperti memanfaatkan air sungai yang ada di depan rumah.
Demikian pula yang dialami masyarakat Desa Bungko, kekurangan pasokan air bersih dari PDAM Kabupaten Cirebon. Warga di daerah Bungko ketika mengetahui ada kiriman air selalu berebut.
"Gara-gara rebutan air bersih, warga nyaris bentrok," kata H. Muhammad Carkim, Kuwu Desa Bungko.
Carkim mengakui mahalnya harga air bersih tersebut. Bahkan, kalau sedang sangat kekurangan seperti sekarang bisa mencapai Rp. 40.000 setiap jerigen dan kalau air tidak rebutan harga air hanya Rp.30.000.
Disebutkan, Desa Bungko dengan 5000 jiwa, setiap musim kemarau selalu kesulitan air bersih. Air bersih seringkali diperebutkan oleh warga desa tetangga.
Padahal, kiriman air untuk warga Desa Bungko, tetapi karena sama-sama memerlukan air bersih, maka warga desa tetangga juga ikut rebutan air gratis tersebut. Setiap datang pasokan air PDAM selalu menjadi rebutan warga.
Sementara itu, Direktur PDAM Kabupaten Cirebon, H.M.Nasija Wanardi, seperti disampaikan Humas PDAM, Sri Rezeqi, mengatakan, selama musim kemarau datang membantu masyarakat yang kesulitan air bersih.
"Setiap hari armada tangki air tak henti-hentinya hilir mudik membantu masyarakat Kabupaten Cirebon yang kesulitan air di 12 kecamatan. Di antaranya 7 desa di Kecamatan Kapetakan," katanya.
Diakuinya, selama masyarakat kekurangan air pihak PDAM sedikitnya mendroping air 41 rit tangki per hari yang tersebar di 12 Kecamatan Kabupaten Cirebon. Aksi sosial droping air secara gratis dimulai sejak masyarakat membutuhkan iar bersih di musim kemarau dan akan berhenti setelah datangnya musim hujan.

Calon Mobil Nasional untuk Pedesaan



Di tengah gemerlapnya merek-merek otomotif dunia yang memajang produk-produk andalannya di IIMS ke 20, ternyata ada calon mobil nasional Indonesia ikutan mejeng. Pada kendaraan itu hanya ditulis Kendaraan Micro untuk Rakyat Pedesaan, diproduksi oleh produsen sepeda motor nasional Viar.
Mobil itu dipajang di lapaknya kecil,bangunan semi permanen hal-C. Di sana, kendaraan mikor itu harus berbagi dengan industri rumahan yang memproduksi aksesoris sepeda motor dari Semarang, Jawa Tengah. Jadi kalau tidak benar-benar awas, akan terlewat!

Kehadiran priototipe mobil mikro Viar ini mencerminkan semangat industri mobil nasional yang pantang menyerah. Untuk membangun mobil ini, Viar bergandeng tangan dengan Universitas Negeri Semarang (Unes).  

Mobil Mikro
Persiapan produsen mobil nasional ini diperoleh KompasOtomotif langsung dari Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi TInggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi, belum lama ini. Jadi, selain menyiapkan regulasi LCGC, mobil hibrida, listrik dan gas, pemerintah juga akan menelurkan regulasi Mobil Mikro indonesia yang tergabung dalam program Low Emission Carbon Project (LCEP),
"Segmen ini diatur khusus untuk produsen mobil lokal dengan konsentrasi kapasitas mesin 900 cc ke bawah," komentar Budi kepada KompasOtomotif. Pasar Mobil Mikro diharamkan untuk merek global, karena sengaja diciptakan agar industri mobil nasional berkembang. Segmen pasarnya menyasar pada petani dan warga pedesaan yang membutuhkan sarana transportasi untuk mendukung pekerjaannya.

Mobil Mikro dirumuskan dengan melihat kesiapan industri mobil nasional yang masih dalam tahap pemula. Berbeda dengan prinsipal otomotif dunia yang sudah bertahun-tahun menggeluti industri ini.

"Dari seluruh produsen yang ada, kami lihat justru yang serius itu datang dari beberapa produsen sepeda motor nasional," beber Budi, tanpa mau menyebut merek. Dari penjelasan ini, terbukti upaya Viar menampilkan prototipe Mobil Mikro-nya di IIMS menandai keseriusannya untuk ikut dalam program Mobil Mikro Indonesia.

Mayoritas Warga Kampung berjari tiga - Dusun Ulutaue Desa Mario





Sebuah kampung yang kebanyakan warganya cacat ditemukan di Dusun Ulutaue, Desa Mario, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Hampir semua penduduknya mengalami kelainan fisik, yakni hanya berjari tiga, baik kaki maupun tangan. Kelainan ini dialami warga mulai dari yang berusia bayi hingga lanjut usia. Salah seorang sesepuh kampung yang ditemui Kompas.com, Minggu (11/3/2012), mengatakan, kelainan fisik itu sudah terjadi turun-temurun. Mereka bahkan sudah pasrah karena meyakini bahwa yang mereka alami itu sudah digariskan oleh nenek moyang.“Ini sudah keturunan, mulai dari nenek kami begini semua. Keturunan kami yang lahir pasti begini semua. Walaupun ada yang normal, tetapi kalau ada anaknya, begini juga tangannya,” kata Umbang, sesepuh kampung tersebut.

Di tengah keterbatasan itu mereka tetap menjalani kegiatan sehari-hari sebagai nelayan. Sebagian besar dari mereka hidup miskin. Mereka juga cenderung menutup diri dari dunia luar. Mereka mengaku selama ini tidak mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Belum ada layanan kesehatan, apalagi penelitian medis terkait kondisi turun-temurun yang mereka alami itu. Kurangnya perhatian itu dikeluhnya warga. “Kalau memang mau, mestinya pemerintah datang menyembuhkan kami. Katanya ini penyakit gen, tetapi mana buktinya sampai sekarang mereka tidak datang perhatikan kami,” kata Ahmad, warga setempat.

Desa Bajawa - NTT

Nama Bajawa menurut penuturan masyarakat setempat berasal dari kata bhajawa. Bhajawa adalah nama salah satu nua yaitu rumah atau kampung terbesar dari tujuh kampung yang berada di tepi barat kota Bajawa. Kata "bha" artinya piring dan "djawa" berarti Pulau Jawa atau perdamaian.
Bajawa dengan penduduk sekitar 45.000 meski tidak semodern kota kabupaten lain di Nusa Tenggara Timur lainnya tetapi cukup cantik alamnya dan juga bersih udaranya. Di sini udaranya cukup dingin dan sejuk tetapi telah dihangatkan keramahan penduduknya yang bersahabat.
Kota Bajawa dihubungkan jaringan jalan arteri dari kawasan paling timur Pulau Flores yaitu dari Larantuka melewati kota Bajawa hingga ke bagian Flores Barat yaitu kota Labuan Bajo.
Di kota Bajawa dan sekitar Gunung Inie Rie akan Anda nikmati udara sejuk dan berpanorama alam yang indah. Bentang alam yang sangat indah tersajikan di sini seperti Laut Sawu di selatan dan Gunung Ebulobo di timur. Di Kota Bajawa sendiri dapat Anda lihat bangunan-bangunan lama berupa gereja yang masih nampak indah dan terawat sebagai  salah satu peninggalan penguasa kolonial.
Adalah Kapiten Christoffel dan pasukan kolonialnya yang berhasil menguasai Larantuka, Sikka, dan Ende, pada 27 Agustus 1907. Berikutnya mereka mencoba menaklukkan Ngada. Pergolakan pun terjadi di Rowa, Sara, Mangulewa, dan Rakalaba tetapi barhasil ditekan hingga 12 September 1907. Akhirnya tahun 1910 seluruh wilayah Flores dikuasai Pemerintah Kolonial Belanda.
Pemerintahan Hindia Belanda mencoba menerapkan bentuk pemerintahan baru yang belum pernah dikenal oleh masyarakat Flores, termasuk Ngada yang secara turun temurun mengenal sistem pemerintahan otonom berbentuk nua, ulu eko, dan woe yang tradisional dan tak ada yang lebih tinggi darinya. Pemerintahan Hindia Belanda membentuk pemerintahan yang diarahkan agar suku-suku dapat disatukan dimana asalnya selalu berseteru dan berperang satu sama lain. Pendidikan pun didatangkan dari Larantuka sehingga masyarakat dapat membaca dan menulis, termasuk belajar agama Katolik.

Kegiatan
Tak jauh dari jalan utama di Bajawa, yaitu Jalan Soekarno-Hatta, Pasar Bajawa begitu sederhana namun banyak yang mengakui bahwa pasar ini termasuk di antara yang terbersih di Indonesia Timur. Hal yang paling menarik di sini bukan karena komoditi yang dipasarkan tetapi interaksi antara penjual dan pembeli yang terkenal senang berbincang-bincang dengan keramahannya.
Dusun Benadan Wogo sudah tentu disebut-sebut sebagai desa tradisional yang memiliki daya tarik luar biasa bagi petualang yang menyukai adat budaya asli. Di Bena yang letaknya 16 km dari Bajawa ditemukan jajaran rumah-rumah tradisional dengan formasi batu-batu pemujaan yang tidak populer dengan bentuk rumah yang memukau. Bukan karena kemewahannya tetapi karena kemegahan tradisinya yang dipertahankan. Lihatlah Ngadhu dan Bhaga di tengah desanya. Walau mereka yang menuju ke Bena bisa mencapainya dengan kemudahan kendaraan hingga lokasi, Bena tetap menarik dan paling populer untuk dikunjungi.
Mereka yang ingin merasakan campuran antara keaslian tradisi yang melebihi sekadar desa tradisional dan keaslian masyarakatnya maka trekking menuju satu desa yang lebih terbilang asli dapat dirancang dalam agenda perjalanan ke Dusun Belaraghi. Anda bisa bermalam di desa ini dalam kedamaian alam dan budayanya. Ada lima klan yang mengawali pembinaan desa tradisional ini. Ngadhu dan Bhaga pun memancang di tengah masyarakatnya. Lihat ukiran kuda, naga, dan terutama ayam yang disebut manu jawa.
Belaraghi dapat ditempuh dari Desa Beiposo dekat Bajawa dengan trekking sejauh kira-kira 11 kilometer atau dari Desa Paukete di dekat Aimere yang tidak begitu jauh dengan melalui bukit-bukit yang berada di selatan Pulau Flores sejauh 3 kilometer. Dari atas bukit ini terlihat ladang yang teramat luas hingga laut yang seakan tak berbatas. Belaraghi menampilkan kesederhanaan yang hampir sempurna untuk dinikmati.
Bagi mereka yang tidak begitu banyak memiliki waktu luang di Ngada namun ingin melihat desa tradisionalnya, Gurusina adalah alternatif terbaik. Di sana dapat  dilihat kekayaan budaya Ngada seutuhnya, mulai dari rumah tradisional, sao pu’u, a sa’o lobo, ngadhu, dan bhaga. Di Gurusina kegiatan bercocok tanam lebih ke arah penanaman jagung, kelapa, pisang dan juga kopi, cengkeh, kakao, serta kemiri. Menenun dan menganyam adalah kegiatan untuk para perempuan sebagai penghasilan tambahan. Jarak ke Gurusina sekitar 19 km dari Bajawa ke arah Bena, terus lewati desa tradisional Bena dan ikuti arah ke Gurusina untuk sejauh 4 km dari persimpangan.
Bumikita adalah tempat selanjutnya untuk menghilangkan rasa pegal atau jenis gangguan kesehatan lainnya saat berada di Ngada. Bumikita adalah sebuah sebuah pusat kebugaran yang dikelola oleh Ibu Maria Re’o atau sering disebut Mama Mia. Ia terkenal ramah dan murah senyum. Proyek obat-obatan tradisional yang ditanam di kawasan Bumikita adalah andalan pusat kebugaran yang terletak di Desa Ndaru ini. Tempatnya asri, tak jauh dari Bajawa.
Bila ingin menikmati aliran hangat menyelimuti tubuh di keaslian alam Flores, datanglah di pusat pemandian mata  air panas di Soa yang bernama Mengeruda Hotspring. Air yang begitu besar debitnya keluar dari bawah pohon besar dan jernih airnya begitu memesona. Aliran airnya bercampur dengan sungai air dingin dan akhirnya menyajikan air hangat yang menggelontor dari ketinggian yang menghasilkan seperti air terjun. Para wisatawan asing nampak tertidur di atas batu yang dialiri air hangatnya. Mereka bisa berlama-lama di sana untuk menghilangkan kepenatan dalam petualangan. Tempat ini sekitar 23 km dari Bajawa.
Di Ngada terdapat acara tahunan yang merupakan acara tahun baru bagi suku etnis Ngada yang disebut Reba. Acara ini melibatkan berbagai desa tradisional dan tak dipungkiri lagi, acaranya begitu semarak dan penuh keceriaan tradisi Ngada. Di hari kedua Reba, yang disebut Sedo Uwi, masyarakat akan mengenakan baju tradisional terbaik mereka dan fotografer akan begitu puas dengan hari kedua ini.
Tinju tradisional merupakan salah satu acara masyarakat lainnya yang menarik begitu banyak massa. Di Soa, masyarakat menyebutnya sagi. Di tempat lain seperti di Nagekeo, mereka menyebutnya mbela. Di Boawe, tinju tradisional ini disebut etu. Sejarahnya memang tak jelas, tapi arena atau kisanatha ini tak pernah sepi karena di sinilah para pemuda unjuk kegagahan, ingin membuktikan kejantanan, keterampilan, dan daya tarik memikat wanita mereka. Mereka mengenakan kain tradisional di badannya yang hampir tak berpelindung, juga sebuah tai kolo atau wholet, sebuah bilah batang aren yang dibalut kain dan berhias kulit kerbau. Sagi ini hanya dilakukan pada waktu tertentu yang ditetapkan oleh adat. Bila dilakukan di luar waktu maka ada sangsi adat yang dijatuhkan.

sumber : travel.kompas.com

Desa Huaxi, China - Desa Terkaya, Punya Pencakar Langit Hingga Taxi Helikopter

HUAXI - Desa Huaxi, sepertinya bisa membuktikan kepada dunia, sebagai desa terkaya di seantero China. Pasalnya, desa yang terletak di Provinsi Jiangsu tersebut memiliki bangunan pencakar langit (skyscraper) yang masuk dalam 15 gedung tertinggi di dunia, hingga transportasi publik yang bukan lagi mobil atau bus, melainkan helikopter.

Tahun lalu, desa ini memamerkan kekuatan ekonominya dengan membuka secara resmi gedung pencakar langit, Hanging Village of Huaxi. Gedung ini memiliki tinggi 328 meter. Menara ini ada di peringkat ke-15 pencakar langit tertinggi di dunia. Posisinya lebih tinggi dari Menara Eiffel di Paris dengan tinggi 324 meter.

Seperti dilansir Daily Mail, Kamis (9/8/2012), pembangunan menara dengan 74 lantai ini memakan waktu hingga empat tahun. Menara berupa hotel dan hunian ini memakan biaya hingga 301 juta poundsterling. Beberapa pihak membandingkan menara ini seperti trofi Piala Dunia, karena bagian puncaknya berbentuk bola kaca. Sementara pihak lain mempertanyakan kelanjutan menara ini mengingat lokasinya di Huaxi Village.

Dana untuk pembanguannya sebagian besar berasal dari warga desa, yang merayakan hari ulang tahun desanya ke-50 di saat yang bersamaan dengan pembukaan gedung tersebut secara resmi. Tiap warga memberikan uang sebesar 10 juta poundsterling.

"Bangunan ini merupakan simbol kolektivitas. Bangunan ini memiliki 800 kamar suite dan dapat menampung sekitar 2.000 orang. Ada sebuah ruang pameran, restoran berputar, kolam renang atap, dan kebun," jelas Wakil Ketua Partai Desa Zhou Li.

Di lantai 60 ada pemandangan yang menakjubkan dan patung seekor sapi jantan yang dibuat dari satu ton emas. Tujuan utama dari pencakar langit ini adalah mengurangi beban mengingat desa ini memiliki sumber daya lahan yang terbatas.

Diharapkan juga hal ini akan membantu meningkatkan standar hidup rakyat Huaxi. Desa ini telah berubah secara signifikan selama 30 tahun terakhir dari desa miskin menjadi lokasi favorit berbagai perusahaan dan simbol pertumbuhan ekonomi negara. Kini, desa Huaxi menarik para pebisnis di bidang shipping, tembakau, baja, dan tekstil. Warga di Huaxi Village pun bisa menikmati perawatan kesehatan dan pendidikan gratis.

Selain menara supertinggi dan patung lembu dari emas dengan nilai USD50 juta, kini Huaxi Village memiliki layanan taksi baru berupa helikopter. Helikopter akan membawa para penumpang dari Huaxi Village di Provinsi Jiangsu, China Timur ke kota-kota di sekitarnya selama 10 menit. Helikopter ini dioperasikan perusahaan Tongyong Airline Company.

Huaxi, yang menjadi pusat pariwisata dan teknologi baru, disebut sebagai desa dengan warga jutawan di China. "Penumpang kami harus sampai di tempat tujuan dalam waktu cepat. Jika mereka tidak menggunakan jasa kami, mereka tidak akan berada di kereta. Itu karena mereka menggunakan helikopter sendiri," jelas juru bicara perusahaan.

Desa dengan penduduk 2.000 jiwa ini telah lama dikenal sebagai desa terkaya di China. Bahkan setiap warganya memiliki simpanan setidaknya USD250 ribu di bank.

sumber : www.okezone.com

5 Desa Terindah di Dunia

Desa terindah di dunia pantas di sandang untuk 5 desa berikut ini, termasuk satu di Indonesia. Panorama alam dan kesejukan adalah hal utama bagi kita apabila menemukan atau bahkan tinggal di sebuah desa. Bisa untuk melepas penat setelah sibuk dalam pekerjaan. Selain itu keberadaan desa bisa menjadi pilihan kunjungan bagi wisatawan, karena lebih tenang di banding di wilayah perkotaan. Selain keadaannya yang jauh lebih tenang daripada kota besar, desa juga memiliki udara yang sejuk dan panorama yang sangat indah. Berikut ini 5 desa terindah di dunia yang detikTravel intip dari Budget Travel

1. WENGEN, SWISS
Berlatar belakang pegunungan Alpen serta vila tradisional dari kayu menjadikan Wengen sebagai desa dengan alam yang sangat indah. Sudah sejak 100 tahun silam kendaraan bermotor tidak boleh memasuki desa yang berada di Bernese Oberland, Swiss, dengan tujuna menjaga pesona alamnya.
Desa yang terletak pada ketinggian hampir 4.200 kaki ini juga menjadi pusat wisata sejak tahun 1800 - an. Setiap musim dingin, banyak wisatawan yang datang ke Wengen untuk berlibur dan bermain Sky. Oleh sebab itu, di lokasi banyak terdapat vila - vila yang digunakan sebagai penginapan.

Karena mobil dilarang masuk, maka wisatawan yang datang melalui jalan darat harus memarkirkan kendaraan di Lauterbrunnen. Selanjutnya, kita melanjutkan perjalanan menggunakan kereta selama 15 menit dengan biaya $ 3,50 atau sekitar Rp 33.000. Layanan kereta juga tersedia dari Interlaken waktu perjalanan sekitar 45 menit dengan biaya $ 7,45 atau sekitar Rp 70.600.

2. EZE, PERANCIS
Pemandangan Laut Mediterania dan pesona abad pertengahan membuat desa yang berada di atas tebing, Riviera, Perancis ini populer. Desa Eze menjadi dambaan penjajah selama berabad - abad. Pemandangan laut dari atas bukit serta koleksi kaktusnya menjadi daya tarik utama desa ini.

Selain itu, bangunan Chapelle de la Sainte Croix menjadi bangunan tertua di desa ini. Eze memang memiliki keindahan dan pesona yang sangat memukau. Sebagian besar wisatawan yang datang ke tempat ini ialah untuk berbulan madu.

3. NIAGARA ON THE LAKE, KANADA
Niagara on the lake menjadi desa wisata yang terkenal di tepi Danau Ontario, Kanada. Desa ini terkenal dengan taman, galeri seni, toko antik, dan lapangan golfnya.

Wisatawan juga dapat melihat situs bersejarah, seperti George Fort dan Barak Butler. Berjalan di sepanjang Queen Street yang memiliki berbagai toko kuno, kedai teh, dan B & B juga menjadi kegemaran wisatawan dan penduduk desa yang cantik ini.

Meskipun, kendaraan bermotor boleh memasuki areanya, semua yang tinggal di sana lebih suka menggunakan kereta kuda seperti delman. Desa yang juga menjadi rumah untuk Shaw Festival ( April sampai Oktober ), memiliki puluhan kebun anggur yang manarik perhatian turis.

Untuk mencapai Niagara on the lake Anda harus menempuh perjalanan dari Buffalo, New York selama kurang lebih 80 menit. Bisa juga dari Toronto, Kanada dengan waktu 90 menit.

4. PARIANGAN, INDONESIA

Pariangan merupakan sebuah desa kecil suku Minangkabau yang terletak di Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia. Desa ini berada tepat di lereng Gunung Marapi yang masih aktif.
Pariangan merupakan desa tradisional yang masih dijaga kelestariannya sampai sekarang. Mulai dari budaya, adat istiadat, dan arsitektur bangunannnya yang khas masih tetap ada sampai sekarang. Bangunan rumah Gadang lengkap dengan dinding yang terbentuk dari anyaman rotan, serta berhiaskan ukiran kayu menjadi ciri khas kampung ini.

Berkat keindahan alam dan kebudayaannya yang masih terjaga, Pariaman memiliki nilai keindahan yang khusus. Apalagi dengan adanya masjid terbesar di abad ke - 19 ini, menambah kekayaan yang dimiliki oleh Desa Pariangan.
Desa Pariangan berada sekitar sembilan mil dari Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, bila menggunakan mobil atau motor. Jadi, jangan lupa untuk melihat kearifan budaya di tanah Pariangan!


5. Cesky Krumlov, Republik Ceko
Cesky Krumlov merupakan salah satu desa tertua di Republik Ceko. Desa dengan alamnya yang indah ini terletak di sebuah lembah di Hutan Blansko dan dilingkari oleh Sungai Vltava, Bohemia selatan.

Desa ini terkenal mulai dari arsitekturnya atau seni kota tua yang bersejarah. Para penguasa Krumlov terdahulu memiliki 40 bangunan dan istana, taman, serta menara kecil yang kini menjadi bangunan dengan nilai seni yang tinggi. Menaiki rakit kayu di Vltava, menjadi salah satu cara yang seru saat menjelajahi desa ini.

Bila tertarik, Anda bisa menempuh perjalanan sejauh 110 mil. Tenang saja! Perjalanan ini bisa dilakukan dengan menggunakan bus selama 3 jam perjalanan.

Bagaimana, tertarik untuk menjadikan salah satu dari 5 desa ini sebagai destinasi liburan Anda? Bila waktu mengizinkan Anda melihat keindahan desa-desa ini, jangan lupa untuk mengabadikan setiap detail momen yang ada.

sumber : www.memobee.com